Selasa, 15 Januari 2013
Amin Ya Allah
Dari seorang teman...
aku butuh lelaki yg lebih banyak menjawab ketika ku bertanya, bahkan menjelaskan sebelum aku melihat,,
aku butuh lelaki yang siap mendengarkan ketika ku berkeluh kesah, ketika ku bercerita, tanpa harus menuntut tuk aku yg mendengarkannya terlebih dahulu
aku butuh lelaki yang mengerti diriku lebih baik daripada daripada ia bertanya tentangku,,
Aku butuh lelaki yang peka, tanpa perlu aku menunjukan lebih,,
aku butuh lelaki yang siap memelukku sebelum aku bersandar,,
aku butuh lelaki yang menggenggam erat tanganku dan menenangkanku sebelum aku berkata takut,,
aku butuh lelaki yang menyayangiku tulus, tanpa perlu menuntutku memberikan kasih sayang terlebih dahulu,,
aku butuh lelaki yang lebih tegar dari keluh kesahnya dan memintaku berada disampingnya,,
aku butuh lelaki ketika ku tersenyum, dia membalas senyum penuh kelegaan karena menandakan aku baik baik saja,,
aku butuh lelaki yang menjaga air mataku sebelum jatuh,,
aku butuh lelaki yang takkan membiarkanku merasa sendiri dan cemas,,
aku butuh lelaki yang membuatku nyaman dalam keadaan sesulit apapun,,
aku butuh lelaki yang menjanjikan sesuatu tuk buatku tenang, dan berusaha keras membuktikannya,,
aku butuh lelaki yang hadirnya buatku tenang dan bahagia,,
aku butuh lelaki yang amarahnya buatku sadar betapa ia menyayangiku,,
aku butuh lelaki yang cintanya tak mau tersaingi oleh besarnya cintaku,,
aku butuh lelaki yang senantiasa mendampingiku, tak peduli saat ku jatuh ataupun naik, ia tetap ada untukku,,
aku butuh lelaki yang ucapannya akan tetap selalu kuingat dan kurindukan saat aku tak disampingnya,,
aku butuh lelaki yang sayangnya semakin melembutkan hatiku,,
aku butuh lelaki yang berucap kata tuk hapuskan beban ku dan bertanggung jawab atas diriku sepenuhnya,,
aku butuh lelaki yang memberi sebelum dan tanpa perlu aku meminta, aku butuh lelaki yang takkan lepas perhatiannya walau jauh atau dekat, tanpa atau tiada aku berkabar,,
"dan aku bisa menjadi lebih dari apa yang telah aku inginkan darimu"
bukanlah keinginan dari kesempurnaan, namun kesederhanaan cara mencintai
kamu
Terima kasih Tuhan karena telah mempertemukan aku dengannya
bertemu dengan orang yang bisa membangunkanku dari mimpi yang tak berujung
dengan dia yang mampu menjadikanku lebih dewasa
orang yang mampu melindungi ku dari semua rasa takut ku
orang yang memberiku kepastian di tengah semua kebimbanganku,,,
karena dengan mengenal dia aku tahu bagaimana rasanya tertawa lepas tanpa beban dipundakku
karena dengan mengenal dia aku bisa menahan semua amarah yg menjolak
karena dengan mengenal dia aku bisa merasakan cemburu...
dia yang selalu berada disisiku meski aku tak pernah melihatnya
menjadikanku seorang yg bisa menghargai diriku sendiri
menjadikanku lebih istimewa di hadapan semua orang
karena dengan mengenal dia aku bisa menangis bahagia
karena dengan mengenal dia bisa tersenyum dalam diam
dan hanya dengan dia, aku menjadi diriku sendiri tanpa tuntutan menjadi lebih istimewa
dan hanya membayangkannya aku bisa membuat semua catatan ini
di bulan yang penuh hikmah ini hamba memohon padamu ya Rabb
Panjangkanlah jodoh hamba dengannya
Amin
bertemu dengan orang yang bisa membangunkanku dari mimpi yang tak berujung
dengan dia yang mampu menjadikanku lebih dewasa
orang yang mampu melindungi ku dari semua rasa takut ku
orang yang memberiku kepastian di tengah semua kebimbanganku,,,
karena dengan mengenal dia aku tahu bagaimana rasanya tertawa lepas tanpa beban dipundakku
karena dengan mengenal dia aku bisa menahan semua amarah yg menjolak
karena dengan mengenal dia aku bisa merasakan cemburu...
dia yang selalu berada disisiku meski aku tak pernah melihatnya
menjadikanku seorang yg bisa menghargai diriku sendiri
menjadikanku lebih istimewa di hadapan semua orang
karena dengan mengenal dia aku bisa menangis bahagia
karena dengan mengenal dia bisa tersenyum dalam diam
dan hanya dengan dia, aku menjadi diriku sendiri tanpa tuntutan menjadi lebih istimewa
dan hanya membayangkannya aku bisa membuat semua catatan ini
di bulan yang penuh hikmah ini hamba memohon padamu ya Rabb
Panjangkanlah jodoh hamba dengannya
Amin
MPS Kuantitatif "PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KINERJA PELAYANAN BEASISWA PERUSAHAAN GAS NEGARA (PGN) DI UNTIRTA"
PERSEPSI
MAHASISWA TERHADAP KINERJA PELAYANAN BEASISWA PERUSAHAAN GAS NEGARA (PGN) DI
UNTIRTA
Diajukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah MPS Kuantitatif
Oleh
:
Ai
Istiqomah (6661100689)
VA
Ilmu Administrasi Negara
PROGRAM
STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
2012
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya kepada kami sehingga saya
dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Kuantitatif ini walaupun masih jauh dari
sempurna. Era globalisasi
yang datang lebih cepat dari yang diperkirakan telah membuat isu-isu semacam
demokratisasi, hak asasi manusia, hukum, transparansi, korupsi, civil society,
good corporate governance, perdagangan bebas, pasar terbuka, dan lain
sebagainya menjadi hal-hal utama yang harus diperhatikan oleh setiap bangsa
jika yang bersangkutan tidak ingin diasingkan dari pergaulan dunia.
Oleh karena itu, persoalan-persoalan manusia
senantiasa berkembang dan ruwet, maka persoalan-persoalan organisasi dan
khususnya persoalan pelayanan public
semakin hari semakin berkembang pula. Penulis menyadari bahwa laporan
penelitian ini adalah pekerjaan yang belum selesai, maka dari itu penulis
meminta kritik dan saran untuk perbaikan di masa yang akan mendatang.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.
Wassalamualaikum wr. wb
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi
merupakan sebuah fenomena dimana negara-negara di dunia secara langsung maupun
tidak langsung mengharapkan terjadinya sebuah interaksi antar masyarakat yang
jauh lebih efektif dan efesien dibandingkan dengan saat-saat sebelumnya. Di
dalam format ini, proses interaksi dan komunikasi antar negara-negara di dunia
akan lebih intens di bandingkan dengan apa yang selama ini pernah terjadi.
Adalah suatu kenyataan bahwa globalisasi telah membuka isolasi batasan antar
negara yang selama ini berlaku, terutama untuk hal-hal yang berhubungan dengan
politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hukum-akibat sedemikian cepat dan
akuratnya informasi mengalir dari satu tempat ke tempat lain.
Era
globalisasi yang datang lebih cepat dari yang diperkirakan telah membuat
isu-isu semacam demokratisasi, hak asasi manusia, hukum, transparansi, korupsi,
civil society, good corporate governance, perdagangan bebas, pasar terbuka, dan
lain sebagainya menjadi hal-hal utama yang harus diperhatikan oleh setiap
bangsa jika yang bersangkutan tidak ingin diasingkan dari pergaulan dunia.
Dalam format ini, pemerintah harus mengadakan reposisi terhadap peranannya
didalam sebuah negara, dari yang besifat internal dan fokus terhadap kebutuhan
dalam negeri, menjadi lebih berorientasikepada eksternal dan fokus kepada
bagaimana memposisikan masyarakat dan negaranya didalam sebuah pergaulan
global. Jika dahulu didalam sebuah negara kekuasaan lebih berpusat pada sisi
pemerintahan (supply side), maka saat
ini bergeser kearah masyarakat (demand
side), sehingga tuntunan masyarakat terhadap kinerja pemerintahnya semakin
tinggi (karena untuk dapat bergaul dengan mudah dan efektif dengan masyarakat
negara lain,masyarakat disebuah negara harus memiliki sebuah lingkungan yang
kondusif – dimana hal ini merupakan tanggung jawab pemerintah). (Indrajit, 2006
: 7)
Pelayanan
bisa dikatakan baik apabila memenuhi kepuasan pelanggan yang terdiri dari
keamanan, kejelasan, keterbukaan, keandalan, dan indicator-indikator lain yang
memenuhi kualitas pelayanan public. Kualitas pelayanan public didasarkan juga dengan
diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI Nomor :
63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan public.
Setiap
individu memiliki pemikiran dan pandangan tersendiri mengenai baik atau
tidaknya suatu pelayanan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan beberapa
tanggapan dari masing-masing individu pengguna pelayanan public tersebut.
Pelayanan
beasiswa merupakan pelayanan public yang diberikan oleh pihak universitas
kepada mahasiswa yang berprestasi khususnya beasiswa perusahaan gas Negara (PGN).
Dalam penyaluran beasiswa yang diberikan oleh Perusahaan Gas Negara universitas
memberikan pelayanan kepada mahasiswa untuk menyalurkan dan menyeleksi para
pendaftar beasiswa tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dalam
praktek pelayanan beasiswa PGN tersebut terdapat beberapa penyimpangan dalam
pelaksanaannya, diantaranya:
1. Tidak
adanya keterbukaan dan kejelasan mengenai penerimaan dan proses seleksi beasiswa
perusahaan gas Negara. Kualitas pelayanan public harus memenuhi indicator
ketebukaan serta kejelasan kepada para individu pengguna pelayanan tersebut.
Namun dalam kenyataannya banyak mahasiswa UNTIRTA yang bahkan tidak mengetahui
beasiswa perusahaan gas negara serta tidak mengetahui proses seleksi beasiswa tersebut.
2. Kurangnya
sosialisasi penerimaan beasiswa perusahaan gas negara. Ini diketahui ketika
tiba-tiba sudah ada pengumuman penerima beasiswa PGN dengan minimnya informasi
mengenai waktu pendaftaran beasiswa PGN.
3. Pegawai
pemberi pelayanan beasiswa yng kurang ramah terhadap para pendaftar beasiswa
perusahaan gas negara. Sehingga membuat para pendaftar ragu dan takut untuk
menanyakan informasi mengenai beasiswa perusahaan gas negara.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan
hasil pengamatan dan studi pendahuluan yang telah dilaksanakan sebelumnya,
diperoleh informasi bahwa permasalahan yang timbul terkait dengan pelayanan
adalah sebagai berikut :
1) Kurangnya
keterbukaan dan kejelasan yang diberikan oleh pemberi pelayanan beasiswa PGN
dalam memberikan informasi beasiswa tersebut
2) Kurangnya
sosialisasi mengenai waktu dan criteria penerimaan beasiswa perusahaan gas
negar
3) Pemberi
pelayanan beasiswa PGN yang kurang ramah dalam memberikan pelayanan
4) Belum
benar-benar tersalurkannya beasiswa tersebut kepada mahasiswa
1.3 Pembatasan Masalah dan Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian dalam identifikasi masalah, peneliti dalam penelitian ini membatasi
maslah pada Persepsi Mahasiswa Terhadap Kinerja Pelayanan Beasiswa Perusahaan
Gas Negara di UNTIRTA.
Berdasarkan
latar belakang penelitian yang sebelumnya telah dipaparkan, maka sebagai
rumusan masalah yng akan dikaji adalah sebagai berikut :
1) Bagaimanakah kualitas kinerja pelayanan beasiswa PGN
di UNTIRTA?
1.4 Tujuan Penelitian
1) Untuk
mengetahui kualitas kinerja pelayanan beasiswa PGN di UNTIRTA
2) Untuk
mengetahui apakah penyaluran beasiswa PGN di UNTIRTA sudah tepat atau tidak
3) Memenuhi
tugas MPS Kuantitatif
1.5 Manfaat Penelitan
1.5.1 Akademik
1. Untuk
memberi pengetahuan baru bagi para mahasiswa. Sekaligus menambah perbendaharaan
data bagi kampus UNTIRTA
2. Menambah
wawasan peneliti terhadap masalah yang di teliti
3. Sebagai
salah satu pemikiran dan penggambaran aplikasi pelayanan beasiswa PGN di
UNTIRTA
1.5.2
Praktis
1.
Untuk memberikan suatu tambahan
informasi dan gambaran tentang kinerja pelayanan beasiswa PGN di UNTIRTA
2.
Menjadi salah satu bahan atau rujukan
bagi penelitian sejenis khususnya di lingkungan mahasiswa di masa depan.
3.
Hasil penelitian ini di harapkan dapat
bergua sebagai bahan masukan dan referensi bagi para mahasiswa
BAB
II
DESKRIPSI
TEORI PENELITIAN
2.1.1 Definisi Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh
penginderaan. Penginderaan adalah merupakan suatu proses diterimanya stimulus
oleh individu melakui alat penerima yaitu alat indera. Alat indera merupakan
penghubung ntara individu dengan dunia luarnya (Branca, 1964; Woodwort dan
Marquis, 1957 dalam Walgito, 1999; Psikologi Sosial). Persepsi merupakan proses
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh
organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan
aktivitas yang integrated dalam diri individu (Walgito, 1999; Psikologi
Sosial).
Menurut Duncan
(Thoha, 2009:142) persepsi itu dapat dirumuskan dengan berbagai cara, tetapi
dalam ilmu perilaku khususnya psikologi, istilah ini dipergunakan untuk
mengartikan perbuatan yang lebih dari sekedar mendengarkan, melihat atau
merasakan.
Miftah Thoha (2003:140) dimana persepsi
meliputi semua proses yang dilakukan seseorang dalam memahami informasi
mengenai lingkungannya. Proses pemahaman ini melalui penglihatan, pengindraan,
perasaan dan penciuman.
Stephen Robbins dalam
Pujaatmaka dan Mollan (2003:160) mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses
yang ditempuh oleh individu-individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan
pesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka.
Menurut Thoha
(2009:142), pada hakekatnya persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh
setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungan, baik lewat
pengelihatan, pendengaran, penghayatan dan penciuman. Kunci untuk memahami
persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu
penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar
terhadap situasi.
Menurut Rakhmat (2004:81), persepsi sosial kini memiliki konotasi baru sebagai
proses mempersepsi objek-objek dan peristiwa sosial. Persepsi terhadap objek manusia (bukan
benda), menggunakan istilah persepsi
interpersonal, sementra persepsi pada objek selain manusia disebut persepsi objek.
2.1.2
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan persepsi
seseorang antara lain (Thoha, 2009:147-148).:
1.
Psikologi,
dimana seseorang terhadap sesuatu akan sangat dipengaruhi oleh keadaan
psikologi.
2.
Famili,
pengaruh yang paling besar terhadap persepsi diantaranya family, dimana
pengaruh yang paling besar terhadap anak-anak adalah familinya.
3.
Kebudayaan,
kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor
kuat dalam mempengaruhi nilai, sikap, dan cara seseorang memandang dan memahami
keadaan didunia ini.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Walgito
(1995:22) yakni faktor eksternal dan faktor internal.
1.
Faktor
Internal
Faktor yang mempengaruhi persepsi berkaitan dengan
kebutuhan psikologis, latar belakang pendidikan, alat indera, syaraf atau pusat
susunan syaraf, kepribadian dan pengalaman diri serta keadaan individu pada
waktu tertentu.
2.
Faktor
Eksternal
Faktor ini digunakanuntk obyek yang dipersepsikan atas
orang dan keadaan,intensitas rangsangan, lingkungan, kekuatan rangsangan ajan
turut menentukan didasari atau tidaknya rangsangan tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi (Robbins,
2003:160-163) :
1.
Pelaku
Persepsi
Bila seseorang memandang
pada suatu obyek dan mencoba menafsirkanapa yang dilihatnya, penafsiran itu
sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari perilaku persepsi individu
tersebut. Diantara karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi antara
lain:
a.
Sikap.
Sikap yang ada pada seseorang akan memberikan warna atau corak pada perilaku
atau perbuatan yang bersangkutan.
b.
Kebutuhan.
Kebutuhan yang tidak dipuaskan merangsang individu dan mempunyai pengaruh yang
kuat pada persepsi mereka.
c.
Kepentingan
atau minat. Kepentingan individual yang berbeda, apa yang dicatat satu orang
dalam situasi dapat berbeda dengan apa yang dipersepsikan oleh orang lain.
2.
Target
Karakteristik-karakteristik
dari target yang akan diamati akan mempengaruhi apa yang dipersepsikan.
Karakteristik-karakteristik yang dimaksud antara lain (Robbins, 2003:160-163) :
a.
Gerakan
(Moving). Gerak yang cepat untuk menstimuli munculnya persepsi lebih efektif,
dibandingkan gerakan yang lamban.
b.
Bunyi.
Orang yang keras suaranya akan lebih memperhatikan dalam suatu kelompok,
daripada yang pendiam.
c.
Ukuran.
Ukuran akan mempengaruhi persepsi seseorang.
3.
Situasi
Unsur-unsur lingkungan
sekitar mempengaruhi persepsi, antara lain (Robbins, 2003:160-163):
a.
Waktu
adalah obyek atau peristiwa itu dilihat dalam waktu bersamaan dan mempengaruhi
perhatian.
b.
Keadaan
atau tempat kerja. Lingkungan kerja yang kondusif akan mempengaruhi terhadap
persepsi. Karena berhubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku
dalam suatu kelompok, organisasi atau masyarakat.
c.
Keadaan
sosial. Dimana suatu obyek atau peristiwa yang sama dengan situasi sosial yang
berbesa dapat menghasilkan persepsi yang berbeda-beda.
2.1.3
Syarat Terjadinya Persepsi
Menurut Walgito (2004: 89-90) agar individu dapat
menyadari dan dapat membuat persepsi, adanya faktor-faktor yang berperan, yang
merupakan syarat agar terjadi persepsi, yaitu sebagai berikut:
a.
Adanya
obyek atau stimulus yang dipersepsikan (fisik).
b.
Adanya
alat indera, syaraf, dan pusat susunan saraf untuk menerima stimulus
(fisiologis).
c.
Adanya
perhatian yang merupakam langkah pertama dalam mengadakan persepsi
(psikologis).
2.1.4
Definisi
Kinerja
Konsep
kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai
(perindividu) dan kinerja organisasi. Kinerja pegawai adalah hasil kerja
perseorangan dalam suatu organisasi. Sedangkan kinerja organisasi adalah
totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi. Kinerja pegawai dan
kinerja organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat. Tercapainya tujuan
organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi
yang digerakkan atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku
dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut. (Pasolong, 2010 :175)
Menurut Rue and Byars dalam
Pasolong (2010 : 175) mengatakan
bahwa kinerja adalah sebagai tingkat pencapaian hasil.
Menurut Interplan dalam
Pasolong (2010 : 175) kinerja adalah berkaitan dengan operasi,
aktivitas, program, dan misi organisasi.
Murphy and Cleveland dalam
Pasolong (2010 : 175) mengatakan
bahwa kinerja adalah kualitas perilaku yang berorientasi pada tugas atau
pekerjaan.
Menurut Lembaga Administrasi Negara merumuskan
kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan,
program, kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi
organisasi.
2.1.5
Definisi
Kinerja Organisasi
Menurut Atmosudirdjo dalam
Pasolong (2010 : 176) mengemukakan
bahwa kinerja organisasi adalah sebagai efektivitas organisasi secara
menyeluruh untuk kebutuhan yang ditetapkan dari setiap kelompok yang berkenaan
melalui usaha-usaha yang sistemik dan meningkatkan kemampuan organisasi secara
terus menerus untuk mencapai kebutuhannya secara efektif.
Menurut Chaizi Nasucha dalam
Pasolong (2010 : 177) kinerja organisasi adalah sebagai efektivitas
organisasi secara menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan yang ditetapkan dari
setiap kelompok yang berkenaan melalui usaha-usaha yang sistemik dan
meningkatkan kemampuan organisasi secara terus menerus mencapai kebutuhannya
secara efektif.
Menurut Pasolong (2010 : 177), elemen kinerja
organisasi adalah sebagai berikut :
1.
Hasil kerja dicapai secara individual atau
secara institusi, yang berarti kinerja tersebut adalah hasil akhir yang
diperoleh secara sendiri-sendiri atau kelompok.
2.
Dalam melaksanakan tugas, orang atau lembaga
diberikan wewenang dan tanggungjawab, yang berarti orang atau lembaga diberikan
hak atau kekuasaan untuk ditindak lanjuti, sehingga pekerjaannya dapat dilakukan
dengan baik.
3.
Pekerjaan haruslah dilakukan secara legal, yang
berarti dalm melaksanakan tugas individu atau lembaga tentu saja harus
mengikuti aturan yang telah ditetapkan.
4.
Pekerjaan tidaklah bertentangan dengan moral
atau etika, artinya selain mengikuti aturan yang tlah ditetapkan, tentu saja
pekerjaan tersebut haruslah sesuai moral dan etika yang berlaku umum.
2.1.6
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Pasolong (2010 : 186) faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja suatu organisasi adalah dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1) Kemampuan
Pada dasarnya menurut Robbins dalam Pasolong (2010 : 186) adalah suatu kapasistas individu untuk
mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan tersebut dapat
dilihat dari dua segi :
a. Kemampuan
intelektual, yaitu kemampuan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental
b. Kemampuan
fisik, yaitu kempuan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas menuntut
stamina, kecekatan, kekuatan, dan keterampilan
2) Kemauan
Kemauan atau motivasi menurut
Robbins dalam
Pasolong (2010 : 187) adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat
upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi.
3) Energy
Energy menurut Jordan E. Ayan dalam
Pasolong (2010 : 187) adalah
pemercik api yang menyalakan jiwa. Tanpa adanya energy psikis dan energy
fisik yang mencukupi, perbuatan kreatif
pegawai terhambat.
4) Teknologi
Teknologi menurut Gibson dkk dalam
Pasolong (2010 : 188), adalah
tindakan fisik dan mental oleh seseorang untuk mengubah bentuk atau isi dari
objek atau ide. Jadi teknologi dapat dikatakan sebagai “tindakan yang
dikerjakan oleh individu atau suatu objek dengan atau tanpa bantuan alat atau
alat mekanikal, atau membuat beberapa perubahan terhadap objek tersebut.
5) Kompensasi
Menurut Pasolong (2010 : 188) Kompensasi adalah sesuatu yang diterima oleh
pegawai sebagai balas jasa atas kinerja dan bermanfaat baginya.
6) Kejelasan
Tujuan
Menurut Pasolong, kejelasan tujuan
meupakan salah satu faktor penentu dalam pencapaian kinerja. Oleh karena itu
pegawai yang tidak mengetahui dengan jelas tujuan pekerjaan yang hendak
dicapai, maka tujuan yang tercapai tidak efesien dan atau kurang efektif.
7) Keamanan
Keamanan pekerjaan menurut Geeorge Strauss & Leonard Sayles dalam
Pasolong (2010 : 189) adalah sebuah kebutuhan manusia yang
fundamental, karena pada umumnya orang menyatakan lebih penting keamanan
pekerjaan daripada gaji atau kenaikan pangkat.
2.1.7
Definisi
Pelayanan
Pelayanan
pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai aktivitas seseorang, sekelompok
dan/atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi
kebutuhan.
Menurut
Monir dalam Pasolong (2010 : 128) menyatakan bahwa pelayanan adalah proses
pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. Sedangkan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (1993), mengemukakan bahwa pelayanan
adalah segala bentuk kegiatan pelayanan dalam bentuk barang atau jasa dalam
rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat.
2.1.8
Definisi
Pelayanan Publik
Pelayanan
public menurut Sinambela dalam Pasolong (2010 : 128) adalah sebagai
setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang
memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan,
dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk
secara fisik.
Definisi
pelayanan public menurut Kepmen PAN
Nomor 25 Tahun 2004 adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanan oleh
penyelenggara pelayanan public sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima
layanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Sedangkan Kepmen PAN Nomor 58 Tahun 2002 mengelompokkan
tiga jenis pelayanan dari instansi pemerintah serta BUMN/BUMD. Pengelompokan
jenis pelayanan yang dihasilkan, yaitu :
1. Jenis
pelayanan administratif, adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
pelayanan berupa pencatatan, penelitian, pengambilan keputusan, dokumentasi dan
kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan produk akhir
berupa dokumen, misalnya sertifikat, ijin-ijin, rekomendasi, keterangan dan
lain-lain.
2. Jenis
pelayanan barang, adalah pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa
kegiatan penyediaan dan atau pengelolaan bahan berwujud fisik termasuk
distribusi dan penyampaiannya kepada konsumen langsung dalam suatu system.
Secara keseluruhan kegiatan tersebut menghasilkan produk akhir berwujud benda
atau dianggap benda yang memberikan nilai tambah secara langsung bagi
penggunanya. Misalnya jenis pelayanan listrik, pelayanan air bersih, pelayanan
telepon.
3. Jenis
pelayanan jasa, adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan
berupa sarana dan prasarana serta penunjangnya. Pengoperasiannya berdasarkan
suatu system pengoperasian tertentu dan pasti. Produk akhirnya berupa jasa yang
mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis terpakai dalam
jangka waktu tertentu. Misalnya pelayanan angkutan darat, laut, udara,
pelayanan kesehatan, perbankan, pos dan pelayanan pemadam kebakaran.
2.1.10
Definisi Kualitas
Kualitas
pada dasarnya merupakan kata yang menyandang arti relative karena bersifat
abstrak, kualitas dapat digunakan untuk menilai atau menentukan tingkat
penyesuaian suatu hal terhadap persyaratan atau spesifikasinya.bila persyaratan
atau spesifikasi itu terpenuhi berarti kualitas sesuatu hal yang dimaksud dapat
dikatakan baik, sebaliknya jika persyaratan tidak terpenuhi maka dapat
dikatakan tidak baik. (Pasolong, 2010 : 132)
Menurut
Fandy Tjiptono dalam Pasolong (2010:132) kualitas adalah:
1) Kesesuaian
dengan persyaratan/tuntutan
2) Kecocokan
pemakaian
3) Perbaikan
dan penyempurnaan keberlanjutan
4) Bebas
dari kerusakan
5) Pemenuhan
kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat
6) Melakukan
segala sesuatu secara benar semenjak awal
7) Sesuatu
yang bisa membahagiakan pelanggan
2.1.11
Definisi
Pelayanan yang Berkualitas
Menurut
Osborn, Gebler. Serta Bloom
dalam Pasolong (2010 : 133)
pelayanan yang berkualitas memiliki cirri-ciri seperti tidak procedural,
terdistribusi dan terdesentralisasi, serta berorientasi kepada pelanggan.
Menurut
Kasmir dalam Pasolong (2010 : 133) mengatakan bahwa pelayanan yang baik adalah
kemampuan seseorang dalam memberikan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan
kepada pelanggan dengan standar yang ditentukan.
2.2
Identifikasi Masalah:
1) Kurangnya
keterbukaan dan kejelasan yang diberikan oleh pemberi pelayanan beasiswa
PGN dalam memberikan informasi beasiswa tersebut
2) Kurangnya
sosialisasi mengenai waktu dan criteria penerimaan beasiswa perusahaan gas
negar
3) Pemberi
pelayanan beasiswa PGN yang kurang ramah dalam memberikan pelayanan
4) Belum
benar-benar tersalurkannya beasiswa tersebut kepada mahasiswa
|
Kasmir
:
“Pelayanan yang
baik adalah kemampuan seseorang dalam memberikan pelayanan yang dapat
memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan standar yang ditentukan”.
|
Mengetahui
kualitas kinerja pelayanan beasiswa PGN di UNTIRTA
|
2.3
Uji
Hipotesis
Hipotesis
merupakan jawaban sementara atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam
rumusan masalah. Adanya hipotesis ditujukan untuk menjawab pertanyaan secara
tentative. Rumusan masalah di atas adalah deskriptif maka hipotesisnya pun
berbentuk deskriptif. Untuk memberikan arahan dalam penelitian ini, maka
dibuatlah hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis
Nol (Ho) :
·
Ho : kualitas kinerja pelayanan beasiswa
PGN di Untirta rendah, sama dengan 65%.
Hipotesis Alternatif
(Ha) :
·
Ha : kualitas kinerja pelayanan beasiswa
PGN di untirta tinggi, lebih dari 65%
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2007). Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kuantitatif dengan focus administrasi pelayanan public. Dalam
metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, artinya penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu variable atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variable yang
satu dengan variable lain.
Pemilihan
metode ini dilatarbelakangi atas pertimbangan, bahwa penelitian difokuskan
untuk mengetahui fakta-fakta, gejala-gejala atau fenomena-fenomena tertentu
serta menggambarkan proses atau peristiwa yang ada pada masa sekarang.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1
Populasi Penelitian
Dalam pelaksanaan suatu kegiatan penelitian selalu dihadapkan
dengan yang dinamakan objek yang diteliti, baik berupa manusia, benda,
peristiwa maupun gejala yang terjadi yang dihubungkan dengan permasalahan
peneliti.
Dalam penelitian ini pula biasanya peneliti dapat menjadikan
seluruh unit untuk dijadikan objek dalam penelitian dan ada pula yang hanya
menjadikan sebagian unit saja untuk dijadikan objek dalam penelitian dengan
pertimbangan-pertimbangan yang logis. Dalam kaitannya dengan objek penelitian
Sugiyono (2009:55) memberikan pengertian bahwa “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Adapun yang menjadi
permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi
mahasiswa terhadap kualitas kinerja pelayanan Beasiswa Perusahaan Gas Negara
(PGN).
Atas dasar permasalahan tersebut dan jenis instrument pengumpulan
data yang dipergunakan, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah,
manusia yaitu para mahasiswa UNTIRTA baik Reguler maupun Nonreguler tanpa
Fakultas Tehnik dan S2 sejumlah 10.010 orang.
Tabel
3.1
Populasi
Penelitian
No
|
Fakultas
|
Jumlah
|
1
|
Hukum
|
981
orang
|
2
|
Ilmu
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
|
4.010
|
3
|
Pertanian
|
1.071
|
4
|
Ekonomi
|
2.581
|
5
|
Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik
|
1.418
|
Total
|
10.010
|
3.2.2
Sampel Penelitian
Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi ang diambil
sebagai sumber data yang dianggap mewakili karakteristik/sifat yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh
Sugiyono (2006 : 56) bahwa “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Sampel dalam penelitian diambil dari populasi yang telah ditentukan
sebelumnya dalam penelitian. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian diberlakukan bermacam-macam tehnik pengambilan sampel (tehnik
sampling). Sampling adalah pemilihan
sejumlah subjek penelitian sebagai wakil dari populasi sehingga dihasilkan
sampel yang mewakili populasi yang dimaksudkan.
Penelitian
ini menggunakan rumus Yamane adalah sebagai berikut :
Dimana
:
n
= jumlah sampel
N
= jumlah populasi
d
= tingkat presisi yang diharapkan tidak menyimpang 5%
dari
rumus tersebut dapat ditentukan jumlah sampel dalam penelitian sebagai berikut:
= 384,63 (dibulatkan menjadi 385)
Sehingga
sampel dalam penelitian ini berjumlah 385 responden
3.3 Tehnik Pengumpulan Data
Kegiatan
pengumpulan data merupakan sebuah metode atau cara yang digunakan oleh peneliti
untuk memperoleh data yang relevan dari suatu subjek penelitian dan didukung
oleh seperangkat instrument pengumpulan data yang relevan. Berikut
langkah-langkah proses pengumpulan data dalam penelitian ini :
3.3.1
Menentukan Alat Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah tehnik komunikasi secara tidak langsung. Agar data yang
dikumpulkan baik dan benar, instrument pengumpulan datanya pun harus baik.
Adapun dalam hal ini, peneliti menggunakan angket atau kuesioner sebagai
instrument penelitian, dengan jenis angket tertutup.
Seperti yang telah diungkapkan bahwa peneliti menggunakan angket
tertutup. Yang merupakan angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa
sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan
karakteristik dirinya dari pertanyaan atau pernyataan yang diajukan oleh
peneliti dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√).
Penggunaan angket ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai persepsi
subjek penelitian (responden) atau hal lainnya yang diketahui berkaitan dengan
kualitas pelayanan beasiswa PGN.
Dengan demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jenis angket tertutup dengan menyediakan alternative jawaban yang sudah
disajikan oleh peneliti.
3.3.2
Menyusun Alat Pengumpulan Data
Dalam menyusun alat pengumpul data/instrument, peneliti melakukan
langkah-langkah sebgai berikut :
a.
Menentukan indicator yang penting untuk
diteliti dan berkaitan dengan variable dalam penelitian yaitu kualitas
pelayanan beasiswa PGN
b.
Mengidentifikasi sub-variabel dan masing-masing
variable penelitian yang berlandaskan pada teori-teori yang telah dikemukakan
pada Bab II
c.
Mengidentifikasikan sub-sub variable dari sub
variable yang telah ditetapkan
d.
Menyusun kisi-kisi instrument
e.
Membuat daftar pertanyaan dari tiap-tiap
variable dengan disertai alternative jawaban
f.
Menetapkan criteria bobot untuk setiap
alternative jawaban
Table 3.2
Kriteria Alternatif Jawaban
Skala Likert
ALTERNATIF
JAWABAN
|
BOBOT
|
Sangat
Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak
Setuju
Sangat
tidak setuju
|
5
4
3
2
1
|
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik
pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah pendekatan deskriptif,
dimana pendekatan deskriptif hanya digunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendesktiptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi
Setelah
data selesai diolah, maka tahap selanjutnya adalah analisis data, analisis data
merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan dengan
mengelompokkan dalam suatu bentuk yang berarti, sehingga dapat mudah dipahami
dan interpretasi oleh pembaca atau penguji. Dalam metode analisis yang digunakan
oleh peneliti adalah dengan metode kuantitatif. Analisis data merupakan
kegiatan setelah data dari seluruh reponden atau sumber data lain terkumpul.
3.5 Jadwal Penelitian
Adapun jadwal penelitian meliputi :
a.
Tempat penelitian
Adapun tempat pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah di Kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
b.
Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian sebagai berikut:
No
|
Kegiatan
|
Bulan
|
||||||||||||||||
september
|
oktober
|
november
|
desember
|
|||||||||||||||
Minggu ke
|
Minggu ke
|
Minggu ke
|
Minggu ke
|
|||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1.
|
Observasi
awal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Uji kuesioner
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Penyusunan
bab 1-3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Bimbingan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Pengumpulan Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
|
Penyusunan
laporan akhir
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian
4.1.1.
Profil UNTIRTA
Universitas
TIrtayasa Banten merupakan penggabungan dari STIH, STT dan STKIP didasarkan
pada SK Mendikbud RI Nomor : 0596/0/1984, tanggal 28 November 1984,
ditingkatkan statusnya, sehingga menjadi Fakultas Hukum, Fakultas Tehnik, dan
Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan. Selanjutnya dengan SK Mendikbud RI Nomor
; 0597/0/1984, tanggal 28 November 1984, ketiga Fakultas tersebut ditetapkan
sebagai status terdaftar. Untirta berkembang dengan berdirinya Fakultas
Pertanian dan Fakultas Ekonomi secara berturut-turut dengan SK Mendikbud RI
Nomor : 0123/0/1989, tanggal 8 Maret 1989, dan Nomor : 0331/0/1989, tanggal 30
Mei 1989, masing-masing dengan status terdaftar. Selanjutnya pada tanggal 13
Oktober 1999 keluar Kepres RI Nomor : 130/1999 tentang Persiapan Universitas
Negeri Sultan Ageng Tirtayasa Banten. Dan pada tanggal 19 Maret 2001 keluar
Keputusan Presiden RI Nomor : 32 tanggal 19 Maret 2001, Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa menjadi Perguruan Tinggi Negeri. Tahun 2002 Untirta menambah
satu Fakultas, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dengan dua program studi,
yakni Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi.
Dewasa
ini Universitas Sultan Ageng TIrtayasa telah merencanakan dan mengembangkan
sejumlah pendidikan akademik dengan jenjang yang lebih tinggi dan berbentuk
sebagai embrio Pascasarjana serta Program Studi Kelautan & Perikanan.
Adapun program Pascasarjana yang akan di kembangkan meliputi:
1.
Teknologi Pembelajaran (TPM)
2.
Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI)
3.
Ilmu Hukum
4.
Ilmu Ekonomi
4.1.2
Visi dan Misi UNTIRA
a. Visi
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Terwujudnya “Universitas
terbaik yang memiliki, kemandirian, kreativitas, inovasi, unggul dan kompetitif
dalam bidang pendidikan, penelitian, serta pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni dalam rangka pengabdian kepada masyarakat”.
b. Misi
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
1. Meningkatkan
kuallitas dosen dan tenaga kependidikan lainnya dalam melaksanakan berbagai
program pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan
kebutuhan stakeholders.
2. Membangun
dan mengembangkan jejaring kerja (networking) untuk mendorong percepatan
peningkatan kualitas pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan
kerjasama.
3. Membangun
dan mengembangkan system manajemen mutu manuju efesiensi dan profesionalitas.
4. Menyelenggarakan
pendidikan tinggi dengan kualitas terbaik dan relevan dengan kebutuhan
masyarakat masa kini dan mendatang.
5. Mengembangkan
system teknologi informasi (STI) yang dapat memacu terwujudnya perguruan tinggi
yang unggul, mandiri, kreatif, inovatif, dan kompetitif.
6. Meningkatkan
tanggungjawab social Untirta bersama Pemerintah daerah membawa modernisasi dan
memelihara nilai luhur (Banten)
4.1.3
Tujuan Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
a. Menyiapkan
dan menghasilkan tenaga ahli yang berkemampuan akademik, profesi dan/atau
vokasi yang beriman dan bertqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, inovatif, kompetitif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab untuk kelangsungan hidup
bangsa dan Negara Republik Indonesia.
b. Mengembangkan
Untirta sebagai pusat unggulan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk
kemaslahatan umat manusia.
4.1.4
Fakultas dan Program Studi
No
|
Fakultas
|
Jurusan/Program studi
|
Jenjang
|
1
|
Fakultas
Hukum
|
Ilmu
Hukum
|
S1
|
2
|
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
|
Pendidikan
Luas Sekolah (PLS)
Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia (Diksatrasia)
Pendidikan
Bahasa Inggris
Pendidikan
Matematika
Pendidikan
Biologi
Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Pendidikan
Guru Taman Kanak-kanak (PGTK)
|
S1
S1
S1
S1
S1
S1
D2
|
3
|
Fakultas
Tehnik
|
Tehnik
Industri
Tehnik
Metalurgi
Tehnik
Kimia
Tehnik
Elektro
Tehnik
Mesin
Tehnik
Sipil
|
S1
S1
S1
S1
S1
S1
|
4
|
Fakultas
Pertanian
|
Agribisnis
Agroekoteknologi
Perikanan
|
S1
S1
S1
|
5
|
Fakultas
Ekonomi
|
Manajemen
Akuntansi
Ekonomi
Pembangunan
Manajemen
Pemasaran
Akuntansi
|
S1
S1
S1
D3
D3
|
6
|
Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
|
Ilmu
Administrasi Negara
Ilmu
Komunikasi
|
S1
S1
|
|
|
|
|
1
|
Pascasarjana
|
Teknologi
Pembelajaran (TPM)
Pendidikan
Bahasa Indonesia (PBI)
|
S2
S2
|
4.2 Hasil Penelitian
Beasiswa
Perusahaan Gas Negara merupakan Beasiswa yang diberikan Perusahaan Gas Negara bagian
dari program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan di bidang
pendidikan. Pemberian beasiswa sendiri merupakan kerja sama PGN dengan berbagai
perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia. Pertama, pihak perguruan tinggi merekomendasikan mahasiswa calon
penerima beasiswa ke PGN. Berikutnya PGN bersama KSE turut menyeleksi calon
penerima beasiswa tersebut.
4.2.1
Kriteria dan Persyaratan Permohonan
Beasiswa PGN
a. Kriteria pemohon:
1)
Berasal
dari keluarga kurang mampu
2)
Dari
semua fakultas dengan jenjang studi S1
3)
Mahasiswa
angkatan tahun 2011/2012 terdaftar pada semester ganjil tahun 2011/2012
4)
IP
Semester minimal 3,00 dan IPK minimal 3,00
b. Adapun persyaratan yang harus
dilampirkan adalah sbb:
1) Formulir Permohonan Beasiswa
2)
Fotokopi
Gama Card
3) Surat keterangan belum menerima
(tidak sedang menerima) beasiswa lain diketahui Wakil Dekan yang membidangi
Kemahasiswaan Fakultas
4)
KHS
semester genap tahun 2011/2012 dan Transkrip Nilai terakhir
5) Surat penghasilan orangtua atau
surat keterangan kurang mampu dari instansi (pejabat) berwenang
6)
Kartu
Keluarga
7)
Rekening
listrik bulan terakhir
4.2.2
Uji
Validitas
Dalam penelitian ini hal yang pertama dilakukan adalah uji
validitas instrumen. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
kecermatan dan ketepatan dalam mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Kevaliditasan dapat
menunjukan bahwa instrument mampu mengukur varabel-variabel yang akan diukur
dalam penelitian serta mampu menunjukan tingkat keseuaian antara konsep dengan
hasil pengukuran.
Berikut ini adalah hasil uji validitas penelitian mengenai
persepsi mahasiswa terhadap kinerja pelayanan beasiswa PGN:
|
TOTAL
|
KETERANGAN
|
Q1
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
|
.414**
000
385
|
VALID
|
Q2
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
|
.596**
000
385
|
VALID
|
Q3
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
|
.481**
000
385
|
VALID
|
Q4
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
|
.709**
000
385
|
VALID
|
Q5
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
|
.753**
000
385
|
VALID
|
Q6
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
|
.516**
000
385
|
VALID
|
Q7
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
|
.648**
000
385
|
VALID
|
Q8
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
|
.346**
000
385
|
VALID
|
Q9
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
|
.338**
000
385
|
VALID
|
Q10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
|
.714**
000
385
|
VALID
|
Q11
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
|
.575**
.000
385
|
VALID
|
Q12 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
|
.745**
.000
385
|
VALID
|
Q13
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
|
.525**
.000
385
|
VALID
|
TOTAL
|
1
385
|
VALID
|
4.2.3
Uji
Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk
menunjukan kemampuan instrument untuk digunakan sebagai alat ukur. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui apakah tanggapan responden terhadap instrument
tersebut sudah konsisten atau belum, serta menguji konsisten antar item-item
suatu tes. Apakah terhadap responden yang sama, item yang satu menunjukan hasil
ukur yang sama dengan item lainnya atau tidak. Berikut ini adalah hasil uji
reliabilitas penelitian tentang persepsi mahasiswa terhadap kinerja pelayanan
beasiswa PGN.
Reliability
Statistics
|
|
Cronbach's
Alpha
|
N of
Items
|
.740
|
14
|
4.2.4
Uji
Normalitas
Dalam penelitian ini uji normalitas
dilakukan sebelum pengujian hipotesis deskriptif. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui distribusi data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian
adalah data yang memiliki distribusi normal. Berikut ini adalah data hasil uji
normalitas dalam penelitian ini :
Descriptive
Statistics
|
|||||
|
N
|
Skewness
|
Kurtosis
|
||
Statistic
|
Statistic
|
Std.
Error
|
Statistic
|
Std.
Error
|
|
TOTAL
|
385
|
1.369
|
.124
|
4.358
|
.248
|
Valid N (listwise)
|
385
|
|
|
|
|
a. Nilai Skewness adalah sebesar 1.369
yang berarti lebih besar dari nihil (0), artinya data penelitian ini cenderung
berdistribusi tidak normal
b. Normalitas juga dapat dipastikan
dengan membandingkan antara nilai statistic Skewness dibagi dengan Std Error
Skewness atau nilai Statistic Kurtosis dibagi dengan Std Error Kurtosis.
1. 1,368/0,124 = 11,03 > 2
2. 4,358/0,248 = 17,57 < -2
Dari hasil uji normalitas, Skewness dan Kurtosis berada
diatas skor 2. Artinya hasil uji
normalitas tersebut dikatakan tidak normal, sehingga statistic yang
digunakan adalah nonparametric.
4.3 Deskripsi Data
Setelah
dilakukan penyebaran kuesioner kepada mahasiswa Untirta Serang, didapat data
sebagai berikut :
4.3.1
Tanggapan
mengenai kesederhanaan prosedur pelayanan beasiswa PGN di Untirta
Dari table
di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prosedur pelayanan beasiswa masih
meragukan, ini ditunjukan dengan hasil jawaban ragu-ragu sebanyak 210 dari para responden,
dan yang paling rendah hanya tiga responden yang menjawab pelayanan
berbelit-belit ditunjukan dengan jawaban sangat tidak setuju pada pernyataan
kuesioner
4.3.2
Tanggapan
mengenai keterbukaan pelayanan beasiswa PGN
Dari table
diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan beasiswa tidak memiliki keterbukaan
dalam informasi penyaluran beasiswa, ini ditunjukan dengan hasil jawaban para
responden yang menjawab tidak setuju terhadap pernyataan kuesioner yaitu
sebanyak 163. Dan jawaban sebaliknya
sangat setuju tidak mendapat suara sama sekali.
4.3.3
Tanggapan
mengenai kejelasan pelayanan beasiswa PGN
Dari table
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pelayanan beasiswa masing sangat kurang
atau belum memiliki kejelasan dalam hal pemberian informasi. Ini ditunjukan
dengan jawaban responden tidak setuju dengan pernyataan yang ada dalam
kuesioner sebanyak 192.
4.3.4
Tanggapan
mengenai kejelasan informasi pelayanan beasiswa PGN
Dari table
di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kejelasan informasi beasiswa masih
rendah. Ini di tunjukan dengan jawaban dari respondeng yang memilih tidak
setuju terhadap pernyataan dalam kuesioner sebanyak 190.
4.3.5
Tanggapan
mengenai keadilan pelayanan beasiswa PGN
Dari hasil
tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keadilan pelayanan beasiswa PGN
masih meragukan, ini ditunjukan dengan tingginya pilihan respomden pada jawaban
ragu-ragu sebanyak 282.
4.3.6
Tanggapan
mengenai kemampuan pemberi pelayanan beasiswa PGN
Dari tabel
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan unit kerja pemberi pelayanan
masih meragukan, ini ditunjukan dengan tingginya jawaban responden pada pilihan
ragu-ragu sebanyak 217.
4.3.7
Tanggapan
keadilan pemberi pelayanan beasiswa PGN
Dari tabel
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keadilan unit unit kerja dalam memberikan
pelayanan masih masih meragukan, ini ditunjukan dengan hasil jawaban para
responden yang banyak memilih ragu-ragu yaitu sejumlah 218.
4.3.8
Tanggapan
kepastian atau bertanggungjwabnya unit kerja pelayanan beasiswa PGN
Dari tabel
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pertanggungjawaban para unit kerja dalam
memberikan pelayanan masih meragukan, ini dibuktikan dengan hasil jawaban dari
para responden yang banyak memilih ragu-ragu sebanyak 254.
4.3.9
Tanggapan
keterbukaan dan kejelasan dalam pemberian informasi pelayanan beasiswa PGN
Dari tabel
diatas dapat ditari kesimpulan bahwa kejelasan dan keterbukaan pelayanan
beasiswa PGN masih rendah, ini dibuktikan dengan jawaban dari para responden
yang banyak memilih tidak setuju terhadap pernyataan yang ada dalam kuesioner
sejumlah 135.
4.3.10 Tanggapan keamanan unit kerja dalam
memberikan pelayanan
Dari tabel
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, keamanan unit kerja pdalam memberikan
dan menyimpan informasi masih meragukan. Ini ditunjukan dengan tingginya
jawaban para responden pada pilihan ragu-ragu hingga mencapai 289.
4.3.11 Tanggapan mengenai perbaikan dalam
pelayanan beasiswa PGN
Dari tabel
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, perbaikan dalam pelayanan beasiswa PGN
harus dilakukan, ini ditunjukan dengan tingginya responden yang menjawab tidak
setuju terhadap pernyataan yang ada pada kuesioner sebanyak 135.
4.3.12 Tanggapan mengenai sikap para
pemberi pelayanan beasiswa PGN
Dari tabel
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, sikap para pemberi pelayanan beasiswa
PGN dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa masih meragukan. Ini ditunjukan
dengan tingginya jawaban responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 236.
4.3.13 Tanggapan mengenai kedisplinan unit
kerja pelayanan beasiswa PGN
Dari tabel
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, kediplinan unit kerja beasiswa PGN dalam
memberikan pelayanan masih meragukan. Ini ditunjukan dengan tingginya jawaban
responden yang memilih ragu-ragu sebanyak 293.
4.4 Uji Hipotesis
Dalam
melakukan uji hipotesis ini peneliti akan menggunakan chi square. Berdasarkan
hasil uji normalitas pada poin sebelumnya, peneliti memiliki distribusi data
yang tidak normal sehingga statistic yang digunakan adalah nonparametric dengan
metode chi square. Dengan bantuan SPSS 18.00, maka hasil uji hipotesis dapat
diketahui melalui tabel dibawah ini :
Test
Statistics
|
|
|
TOTAL
|
Chi-square
|
338.481a
|
df
|
19
|
Asymp. Sig.
|
.000
|
a. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The
minimum expected cell frequency is 19.3.
|
|
|
Adapun penjelasan dari tabel di
atas adalah sebagai berikut :
a.
Nilai
Asymp. Sig. 0.00<0.05, maka H nul (Ho) ditolak
b.
Bagian
kedua menunjukan nilai X2 = 338.481
KESIMPULAN
Dengan melihat hasil uji hipotesis
di atas dengan penolakan terhadap Ho, maka hal tersebut menyatakan bahwa
kualitas kinerja pelayanan beasiswa PGN di Untirta tinggi lebih dari 65%.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Persepsi Mahasiswa Terhadap
Kinerja Pelayanan beasiswa PGN di Kampus UNTIRTA pada 385 sampel. Dengan
membahas berbagai permasalahan yang terjadi selama proses pemberian pelayanan beasiswa
PGN, seperti kurangnya keterbukaan dalam informasi pemberian PGN, tidak
benar-benar tersalurkannya beasiswa PGN tersebut hingga sikap dari unit kerja
pemberi pelayanan beasiswa PGN.
Setelah
melakukan berbagai uji validitas, uji reliabilitas, hingga uji normalitas pada
30 sampel. Dan kemudian diteruskan pada 385 sampel, penelitian ini dapat
mengambil kesimpulan bahwa “kualitas kinerja pelayanan beasiswa Perusahaan Gas
Negara tinggi lebih dari 65%”.
Langganan:
Postingan (Atom)